Selama mengajar di SD ini, saya memerhatikan bahwa anak hanya mengikuti lomba yang populer atau dijadwalkan rutin tahunan seperti FLS2N, O2SN, DAN OSN. Selebihnya hanya mengandalkan undangan. Jika tidak ada undangan lomba, maka tidak ikut lomba. Saya cukup resah melihat kondisi tersebut. Saya ingin siswa sekolah saya aktif ikut lomba di luar sekolah. Maka saya mulai mencari sendiri informasi lomba dari internet.

Beberapa tahun di SD ini, saya menemukan informasi lomba dan mendaftarkan siswa untuk ikut. Untuk tahun ini ada dua lomba anti mainstream yaitu FL2N dan lomba menggambar Hanjaba (Hari Anak Jakarta Membaca). Biarlah saya inisiatif bergerak sendiri untuk mendaftarkan siswa ikut kedua lomba tersebut. Dalam FL2N, saya mendaftarkan 1 membaca puisi dan 3 menulis cerpen. Namun untuk Hanjaba ternyata saya telat mendaftarkan sehingga tidak bisa ikut lomba tersebut

Sebenarnya saya juga sudah menyebarkan info lomba lain lewat medsos sekolah seperti menulis cerpen dari bobo dan menggambar peta dari Badan Informasi Geospasial. Namun memang siswa-siswa sekolah saya belum punya kesadaran untuk ikut lomba, harus ditunjuk gurunya.

Mengapa saya ingin sekali siswa-siswa aktif ikut lomba ? Apakah untuk mengejar prestasi ? BUKAN. Lalu buat apa ikut lomba tapi tidak mengejar ingin jadi juara ? Ya tentu siapapun ingin jadi juara. Namun itu bukan hal utama buat saya. Kalau itu yang dipikirkan malah justru kecewa jika tidak mendapat juara. Jadi yang saya inginkan adalah agar siswa mendapat pengalaman mengikuti lomba. Ya sesederhana itu.

Mungkin hal tersebut adalah hal sepele tapi buat saya, mengkuti lomba akan menguatkan karakter seperti menempa siswa untuk memiliki kepercayaan diri dan mental yang kuat, pantang menyerah, terbiasa dalam bersaing dengan orang lain sehingga berusaha yang terbaik, disiplin berlatih untuk menyiapkan lomba, mengembangkan bakat dan minat. Lalu bonusnya, siswa mendapat relasi baru dengan siswa sekolah lain

Manfaat ikut lomba jelas-jelas dirasakan dan disampaikan salah satu orang tua siswa kepada saya. Anaknya ikut lomba menyanyi FLS2N. Memang dia terhenti di tingkat kota. Saat tingkat kecamatan juga tidak diposisi tiga besar. Namun bukan itu yang dipikirkan orang tuanya. Orang tuanya lebih melihat bahwa dengan ikut lomba, kepercayaan diri anaknya meningkat. Siswa tersebut memang pintar namun cenderung pemalu. Kalau bicara, suaranya tidak terlalu keras. Setelah ikut lomba, orang tua siswa tersebut tidak menyangka anaknya mampu tampil menyanyi di depan umum. Ia bernyanyi dengan suara yang lantang, sangat berbanding terbalik ketika ia sedang bicara seperti biasa

Nah... itu tujuan saya mengikutsertakan siswa lomba. Tidak melulu tentang meraih juara tapi juga untuk pengembangan softskill dan karakter anak.